Minggu, 24 Agustus 2014

PROFIL: Marcos Rojo, Gabriel Heinze Baru Di Old Trafford

PROFIL: Marcos Rojo, Gabriel Heinze Baru Di Old Trafford
Raksasa Liga Primer Inggris, Manchester United, kembali menambah amunisinya di musim panas ini dengan mendatangkan bek Marcos Rojo dari Sporting Lisbon selagi Luis Nani yang hijrah ke arah sebaliknya.

The Red Devils telah lama memburu pemain internasional Argentina yang bisa berperan sebagai bek tengah maupun full-back kiri tersebut, dan kini mereka sukses mengamankan kesepakatan yang dikabarkan bernilai £16 juta untuk mengangkutnya ke Old Trafford.

Seperti diketahui, Rojo adalah akuisisi ketiga di bursa transfer kali ini menyusul kedatangan Luke Shaw dari Southampton dan gelandang Ander Herrera dari Athletic Bilbao. Dan dengan demikian, maka kubu Setan Merah telah mengeluarkan uang setotal £75 juta untuk ketiga pemain tersebut, dan angka pengeluaran itu bisa semakin membengkak seiring niatan mereka untuk mendapatkan Angel di Maria dari Real Madrid.

Terlepas itu semua, yang bersangkutan merupakan pemain Argentina keempat yang akan mengenakan jersey merah kebanggaan United, menyusul pendahulunya terdahulu seperti Juan Sebastian Veron (2001), Gabriel Heinze (2004) serta Carlos Tevez (2007).

PROFIL SINGKAT
Tanggal lahir: 20 Maret 1990
Posisi: Bek Tengah/Bek Kiri
Caps timnas: 28/1
 BANDEROL: £16 JUTA
REKOR MUSIM 2013/14
PENAMPILAN (INTI)
MENIT BERMAIN
GOL
ASSIST
KARTU KUNING/MERAH
24 (24)
2129
4
0
8/1
RIWAYAT KARIER SENIOR (Laga/Gol)
2008-11: Estudiantes LP
2011-12: Spartak Moskwa
2012-2014: Sporting Lisbon
53/4
17/1
61/7
Bagi yang belum tahu, Rojo adalah kelahiran La Plata, Argentina, 24 tahun lalu, dan bergabung ke klub kota kelahirannya Estudiantes untuk mengawali mimpinya menjadi pesepakbola profesional. Selama di klub tersebut, Rojo menghabiskan waktu delapan tahun sebelum akhirnya merasakan debut di tim utama.

Sosoknya mendapat kepercayaan yang lebih besar saat Alejandro Sabella mulai mengambil alih klub pada Maret 2009. Oleh sang 'guru', ia ditempatkan sebagai bek kiri dan menjelma menjadi tulang punggung dalam keberhasilan timnya meraih trofi Copa Libertadores dan gelar juara Liga Apertura Argentina.

Penampilannya yang cemerlang selama di Estudiantes membuat klub Rusia tertarik merekrutnya. Dalam hal ini, Spartak Moskwa datang menawarkan kesempatan bermain di Eropa dan menebus pemuda yang kala itu berusia 20 tahun dengan kisaran €2 juta.

Rusia tampaknya bukan tempat yang nyaman bagi Rojo. Pasalnya, ia gagal membuktikan kemampuan terbaiknya di sana. Meski dirasa gagal, pelatih Sergio Batista justru memberinya kesempatan debut bersama Albicelestepada Februari 2011 dan memanggilnya masuk ke dalam skuat Copa America lima bulan berselang.

Berusaha memperbaiki kariernya, Rojo akhirnya memilih hengkang dan berlabuh ke Sporting pada musim panas 2012 dengan menyepakati kontrak berdurasi empat tahun. Pada awal kedatangannya, ia menilai Sporting adalah klub yang bisa memberinya peluang yang lebih baik, namun itu semua berubah seiring United yang datang guna menawari tahapan berikutnya dalam kariernya.

"Adalah sebuah mimpi bermain di Manchester United dan saya sangat bangga dapat memiliki kesempatan bekerja dengan [Louis] van Gaal," ujarnya dalam wawancara dengan stasiun radio Argentina, Continental.

"Saya membicarakan tentang Manchester United dengan Juan Sebastian Veron ketika kami sama-sama memperkuat Estudiantes. Saya selalu menyukai sepakbola Inggris, dan saya seharusnya akan mudah beradaptasi dengan gaya bermain baru ini,” tutupnya.

Yang menarik, Rojo adalah pemain yang setipe dengan mantan penggawa United, Heinze, yang pernah membela The Red Devils sebelum kemudian hijrah ke Real Madrid pada musim panas 2007. Pada waktu jayanya, Heinze begitu sigap dalam mengomando lini belakang selagi ia yang fasih saat memainkan peran sebagai full-back untuk membantu penyerangan, yang mana juga ada dalam diri Rojo.

Meski mahir dalam bermain di dua posisi, tapi yang bersangkutan lebih memilih untuk diturunkan sebagai seorang bek kiri, mengingat ia memiliki kecapakan fisik yang dibutuhkan untuk bergerak maju dan mundur di saat yang diperlukan.

"Anda harus menyesuaikan dengan apa yang diminta pelatih. Tapi secara pribadi saya lebih nyaman berduet sebagai empat bek di belakang, bermain sebagai seorang bek kiri - dan bergerak ke depan," ujar Rojo

Selama event empat tahunan tersebut, Argentina hanya kebobolan empat kali saat Rojo mengawal barisan belakang. Lebih istimewanya, ia sukses mengemas 22 sapuan, 15 intersep dan memblok tembakan sebanyak dua kali.



Mengingat Sabella memberinya keleluasaan selama bermain di Brasil, maka Rojo juga suka melancarkan serangan selagi ia yang tak lupa untuk turun ke belakang di sepanjang pertandingan. Keagresifannya itu membuat dirinya mendapatkan gol pertamanya di tim nasional saat Argentina bertemu Nigeria di babak grup.
Rojo berselebrasi menyambut gol perdananya buat Argentina.
Kini, sang pemain akan segera berkumpul dengan rekan setimnya yang baru di Aon Training Complex dan bersiap untuk membantu United yang tengah membidik kebangkitan di musim ini di bawah arahan Van Gaal.
Meski di pertandingan perdana Liga Primer mereka mengalami kekalahan dari Swansea City di kandang sendiri, namun keyakinan tetap ada pada masing-masing penggawa Setan Merah untuk menghadapi tantangan ke depan.

Ada pun, Rojo kini harus segera membuktikan diri dengan menancapkan jejaknya di Old Trafford, dengan disertai tekad untuk menjadi pemain Argentina yang lebih baik ketimbang tiga pendahulunya terdahulu, yang hanya bermain tidak lebih dari 75 pertandingan dengan durasi menetap yang relatif singkat sebelum hengkang ke klub-klub rival.

Bienvenido, Marcos Rojo!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar